Deskripsi Karya
a. Metode pengambilan data
· Dengan metode “Cross Section” kami memperoleh data sekunder dengan waktu yang diberikan sebelum pendaftaran lomba. Untuk data-data bahan kami melakukan survei atau observasi terlebih dahulu terhadap material yang ada di Bali. Khususnya Pasir Benoa dan Kerikil Gerokgak. Sesuai dengan data Internal serta data beberapa interview kepada responden yang berpengalaman, membuat kami menuju sumber langsung untuk mengambil sampel dan dilakukan pengujian. Yaitu Pasir Benoa yang asalnya dari wilayah Karangasem, namun diproses pencucian di dekat pelabuhan Benoa. Dan kerikil gerokgak di wilayah Gerokgak, Buleleng Bali.
· Sesuai dengan prosedur yang ada, kami lakukan pengujian di Laboratorium uji material Politeknik Negeri bali. Yaitu pengujian kadar lumpur dan berat jenis. Setelah dilakukan pengujian, hasil sample menunjukkan hasil yang masuk memenuhi syarat untuk beton yang kami rencanakan. Sehingga dari proses pengambilan dan pengumpulan data, kami lakukan pembuatan Trial Eror untuk mendapatkan data yang lebih valid.
· Studi kepustakaan juga dilakukan untuk memperoleh informasi, diantaranya yaitu dari membaca buku-buku mengenai beton bertulang, laporan-laporan pengujian material serta media elektronik. Mengenai perusahaan-perusaan semen di Indonesia, kondisi dunia konstruksi, beberapa data kecelakaan kerja, kondisi geografis, vulkanologi. Dan sebagainya.
b. Identifikasi masalah
Belakangan ini muncul persoalan mengenai semen di Indonesia. Terlebih yaitu pabrik semen Rembang di Jawa Tengah yang dikelola oleh PT. Semen Indonesia. Persoalannya adalah pabrik tersebut sempat dibekukan beberapa waktu oleh badan hukum karena tidak mengantongi izin. Serta di demo masyarakat karena di khawatirkan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.
Hal diatas tersebut sebagai variabel serta kata kunci bahwa pabrik semen riskan terhadap dampak lingkungan di sekitarnya. Ini berkaitan dengan bahan pengikat beton yaitu semen. Meskipun kadarnya sebagai pengikat tergolong sedikit, namun harga semen tetap di pertimbangkan oleh para pelaku konstruksi. Jadi banyak hal yang perlu dilakukan dalam campuran beton untuk meminimalisir jumlah semen.
Jika dilihat dari kapasitasnya pabrik semen PT. Semen Indonesia adalah pabrik semen terbesar di Indonesia dengan angka produksi nya mencapai 8,2 juta ton pertahun. Dari data tersebut bisa dikatakan dengan gambaran kasar. Bahan bakarnya yang dibutuhkan pasti tidaklah sedikit, operasional pabrik, kebutuhan listrik, bahkan dampak lingkungan yang ditimbulkan bagi lingkungan sekitar.
c. Dekskripsi singkat karya
Berdasarkan permasalahan diatas. Formula beton yang kami rancang adalah sebagai solusi. Jadi bahan penyusun berdasarkan pasir Benoa dan kerikil serta abu batu Gerokgak yang memiliki berat jenis tinggi untuk mendukung kuat tekan beton. Penghematan material semen diambil 10% karena adanya abu batu hitam Karangasem yang memiliki unsur pozzolan yang kami tambahkan.
Karena upaya penghematan dilakukan dengan cara penambahan abu batu hitam Karangasem yaitu limbah dari pembuaatan pelinggih, diambil sebanyak 10%. Jika dilakukan hitungan kasar, maka akan dapat menghemat hampur satu juta ton dari produksi 8,2 juta ton PT. Semen Indonesia. Bukan bertujuan untuk mengurangi namun jumlah ini lebih bisa diitekankan pada penjualan non domestik. Yaitu untuk ekspor ke luar negeri. Sehingga memenuhi apa yang di visi-kan PT. Semen Indonesia untuk menjadi “Perusahaan persemenan terkemuka se-Asia Tenggara”. Dan Tentunya masih banyak lagi dampak positif lainnya jika kita melaksanakan upaya penghematan.
d. Deskripsi Karya
MIX DESIGN BAHAN KERIKIL DAN ABU GEROKGAK , PASIR BENOA, ABU BATU HITAM KARANGASEM
|
||||
Pemberi tugas
|
LOMBA KRB UNIVERSITAS UDAYANA
|
|||
Agregat halus
|
Alami
|
|||
Agregat kasar
|
Pecah, Butir Max 20mm
|
|||
BJ Agregat Halus
|
2.63
|
|||
BJ Agregat Kasar
|
2.73
|
|||
Type Semen
|
PPC
|
|||
NO
|
URAIAN
|
TABEL/GRAFIK/PERHITUNGAN
|
NILAI
|
SATUAN
|
1
|
Bentuk benda uji
|
Silinder
|
Silinder
|
|
2
|
Kuat tekan beton yang disyratkan pada umur 28 hari
|
ditetapkan berdasarkan permintaan
|
50
|
MPa
|
3
|
Deviasi standard
|
ayat 3.3.1 poin-2 (S = 3)
|
7
|
MPa
|
4
|
Nilai tambah (margin)
|
ayat 3.3.1 poin-5 (M = 1.64 * S)
|
11.48
|
MPa
|
5
|
Kekuatan rata-rata yang ditargetkan
|
(4) = (1) + (3)
|
61.48
|
MPa
|
6
|
Jenis Semen
|
Ditetapkan (Type I,II,III, dsb)
|
Type 1 PPC
|
|
7
|
Jenis agregat kasar
|
Alami / Batu pecah (ditetapkan)
|
Pecah
|
|
8
|
Jenis agregat halus
|
Alami / batu pecah.
|
Alami
|
|
9
|
Faktor air semen bebas
|
Dicari dari Tabel hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor air semen atau Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen.
|
0.3
|
|
10
|
Faktor air semen maksimum
|
Ditetapkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel - 3 SK-SNI-T-15-1990-03, Halaman-9)
|
0.6
|
|
11
|
Faktor air semen yang dipakai
|
Faktor air semen yang dipakai adalah fas yang terkecil diantara fas langkah No. 9 dan langkah No. 10
|
0.3
|
|
12
|
Slump.
|
Ditetapkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel 4.4.1, Sumber PBI-1971 Halaman-38)
|
60-180
|
mm
|
13
|
Diameter butir agregat maksimum
|
Dari hasil analisa saringan
|
20
|
mm
|
14
|
Kadar air bebas
|
Tabel perkiraan kadar air bebas yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat kemudahan pengerjaan beton. (Tabel-6,Sumber SK-SNI.T-15-1990-03 Halaman-13)
|
225
|
Kg/m3
|
15
|
Jumlah semen
|
(14)/(11)
|
750.00
|
Kg/m3
|
16
|
Jumlah semen minimum
|
Ditetapkan berdasarkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel - 3 SK-SNI-T-15-1998-03,Halaman-9)
|
325
|
Kg/m3
|
17
|
Jumlah semen yang dipakai
|
Jumlah semen yang dipakai adalah jumlah semen yang terbesar diantara Jumlah semen langkah No.15 dan langkah No.16
|
750.00
|
Kg/m3
|
18
|
Faktor air semen yang disesuaikan
|
Dihitung bila jumlah semen hasil perhitungan pada langkah (15) kurang dari jumlah semen minimum pada langkah 16). Dihitung dengan rumus : fas' = (14)/(17)
|
0.3
|
|
19
|
Susunan besar butir agregat halus
|
Grafik Batas Gradasi Pasir dalam daerah Gradasi
|
zone 2
|
|
20
|
Persentasan agregat halus
|
Grafik hubungan faktor air semen (fas) dengan Presentase Agregat halus terhadap agregat gabungan
|
33.50%
|
|
21
|
berat jenis relatif agg. Gabungan
|
BJ_rel = (% Agg.halus thd agg.Gabungan) * (BJ Agg.Halus) + (% Agg. Kasar thd agg.Gabungan) * (BJ Agg.Kasar)
|
2.6965
|
Kg/m3
|
22
|
Berat jenis beton
|
Grafik hubungan BERAT JENIS AGG.GABUNGAN, KADAR AIR BEBAS. Dengan BERAT JENIS BETON SEGAR
|
2320
|
Kg/m3
|
23
|
Kadar agregat gabungan
|
(22) - (17) - (14)
|
1345
|
Kg/m3
|
24
|
Kadar agregat halus
|
(20) * (23)
|
450.575
|
Kg/m3
|
25
|
Kadar agregat kasar
|
(23) - (24)
|
894.425
|
Kg/m3
|
e. Analisa Aplikasi Karya di Lapangan.
Dalam pengaplikasiannya campuran yang kita rancang akan memiliki keuntungan karena upaya penghematan semen dan variasi material. Sumber bakunya adalah kerikil gerokgak , Buleleng Bali dan Pasir Benoa di dekat Pelabuhan Tanjung Benoa. Abu batu hitam bisa didapat dari limbah pengrajin pelinggih daerah Ketewel, Gianyar. Sehingga dari kegiatan observasi kami di dapat data.
Lokasi
|
Jarak (KM)
|
Budget BBM yang diperlukan (Pertalite)
|
Dalam liter
|
UD / PT
|
Alamat
|
||||
jimbaran-gerokgak
|
126
|
Rp200,000.00
|
26.67
|
PT. Palguna Jaya
|
Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali
|
||||
jimbaran-gianyar
|
29.5
|
Rp46,825.40
|
6.24
|
Karya Bali III
|
Jl. Prof .IB. Mantra, Ketewel, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
|
||||
jimbaran - Pelabuhan Benoa
|
11.2
|
Rp17,777.78
|
2.37
|
PT.Bumi Pasir Mandiri
|
Jl. Raya Pelabuhan Benoa, Pedungan, Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali
|
EmoticonEmoticon