KOLEKSI TUGASKU - MAKALAH TENTANG MULTIMETER

February 01, 2020



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga paper yang berjudul multimeter ini dapat selesai tepat waktu. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Politeknik Negeri Bali, yang memfasilitasi mahasiswa dengan buku buku di perpustakaan yang dapat menunjang proses belajar serta pembuatan dari paper ini sendiri dan harapan saya semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam paper yang berjudul multimeter ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper ini.

                                                                                     
BAB I Pendahuluan
1.1   Latar Belakang
Pendidikan vokasi pada umumnya lebih condong ke bidang praktikum. Politeknik Negeri Bali (PNB) yang lebih dikenal dengan nama Poltek Bali merupakan lembaga pendidikan tinggi bidang vokasi yang lebih mengedepankan praktik daripada teori. Pembelajaran di PNB menerapkan pola praktik sesuai dengan tuntutan industri (60%-70%) dan teori (30%-40%) agar lulusan mampu mengisi kebutuhan industri baik dalam negeri maupun luar negeri. Mahasiswa politeknik negeri bali dipersiapkan untuk menghadapi persaingan global, Khususnya mahasiswa Teknik Elektro, prodi D3 Teknik Listrik. Mahasiswa Politeknik Negeri Bali dibekali dengan pengetahuan mendasar mengenai alat alat ukur listrik. Proses pengukuran system tenaga listrik merupakan prosedur standar yang harus dilakukan, karena akan memperoleh besaran besaran yang diinginkan.
Alat alat ukur listrik adalah segala jenis alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik baik berupa tegangan, arus, tahanan (Resistansi), frekuensi dan lain sebagainya. Ada begitu banyak alat ukur yang masing masing memiliki fungsi yang hampir sama namun berbeda secara mekanis. adapun model alat ukur adalah sebagai berikut :
1.      Mekanisme kumparan berputar atau moving coil mechanism. Alat ini terdiri dari suatu magnit dan satu atau lebih kumparan yang berputar appabila dialiri arus. Hanya dipakai untuk listrik arus searah, contohnya : Ampere meter DC, Voltmeter DC, Ohm Meter
2.      Mekanisme magnit bergerak, moving magnet mechanism. Alat ini terdiri dari satu atau lebih magnet yang dapat bergerak. Bila dialiri arus, kumparan akan menimbulkan medan magnet yang dapat mempengaruhi medan magnet tadi. Alat jenis ini hanya dipakai untuk listrik arus searah (DC) contohnya : Ampere meter, Volt Meter, Ohm meter.
3.      Mekanisme besi bergerak, moving mechanism. Alat ini terdiri dari elemen besi bergerak secara elektromagnetik dalam suatu kumparan tetap dialiri arus listrik. Alat ini berguna untuk listrik arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC). Contohnya Ampere meter AC, Ampere meter DC, Volt Meter.
4.      Mekanisme Elektrodinamik, alat ini terdiri dari kumparan tetap yang menghasilkan medan magnet di udara dan satu atau lebih kumparan yang bergerak secara elektrodinamik bila ia dialiri arus listrik. Ada dua macam yakni alat yang tanpa besi dan alat yang menggunakan besi (ferrodynamic). Alat ii hanya dipakai untuk arus bolak bailk contohnya : Watt Meter
5.      Mekanisme Imbas, alat ini terdiri dsdari kumparan tetap yang dialiri arus dengan konduktor yang berbentuk silinder atau piringan, yang dapat bergerak karena arus imbas secara elektromagnetik. Alat ini hanya digunakan untuk arus bolak-balik contohnya : KWH Meter Konvensional.
6.      Mekanisme elektrostatik. Alat ini terdiri dari beberapa elektroda teteap dan satu atau lebih elektroda lawan yang bergerak secara elektrostatis apabila tegangan dipasang, contohnya : Ampere meter AC dan DC
7.      Mekanisme dua logam bimetallic mechanism. Alat ini mempunyai elemen dua logam yang menjadi panas bila dialiri arus sehingga elemen tersebut melengkung dan menunjukan nilai arus. alat ini dipakai untuk arus searah dan bolak balik contohnya : Ampere Meter
8.      Mekanisme tongkat bergetar, vibrating reel mechanism, alat ini terdiri dari tongkoat tongkat yang bergetar disebabkan resonansi elektromagnetik atau elektrostatik. Alat ini hanya dipakai utuk arus bolak balik contoh : Frekuensi meter.
9.      Mekanisme pengarah arus, rectifier instruments. Alat ini menggunakan kumparan yang bergerak yang dihubung seri dengan pengarah (pengubah) arus yang mengubah arus bolak balik menjad arus searah. Contoh Ampere meter dan Volt Meter.
10.  Mekanisme astatik, alat ini mempunyai dua bagian system astatik yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga ia membantu satu sama lain apabila dialiri arus. hal ini mengimbangi akibat dari medan magnet dari luar. Alat ini dipakai untuk arus searah dan arus bolak balik, contohnya watt meter elektrodinamik.
11.  Mekanisme di filter, alat ini mempunyai sitem penampis filter dan dipakai untuk mengamankan alat dari akibat medan elektrik dan medan mekanik.
Alat ukur sangat diperlukan dalam dunia kelistrikan. Banyak besaran listrik yang perlu di ukur secara presisi. Besaran yang umumnya di ukur dalam rangkaian listrik adalah arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik. Alat ukur yang umum dipakai adalah Multitester atau lebih dikenal dengan sebutan AVO meter. Multimeter ada dua jenis yakni multitester analog dan multitester digital, yang masing-masing mempunyai fungsi yang sama namun berbeda secara mekanis. Multitester juga sering digunakan untuk memeriksa kondisi dari barang-barang elektronika.
1.2   Rumusan Masalah
1.      Pengertian Multitester
2.      Fungsi dari multimeter
3.      Cara menggunakan multitester
1.3   Tujuan
1.      Mengetahui pengertian multitester
2.      Mengetahui fungsi kerja multitester
3.      Mengetahui dan bisa menggunakan multitester
1.4   Manfaat
1.      Pembaca dapat mengetahui apa itu multimeter
2.      Pembaca dapat mengetahui apa saja fungsi dari multimeter
3.      Pembaca dapat mengetahui cara menggunakan multimeter
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Multitester
Multimeter/AVO Meter adalah merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur besaran listrik baik arus listrik, tegangan listrik, dan nilai tahanan (resistansi). Dalam pengaplikasiannya selian digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan, multitester sering juga digunakan untuk memeriksa keaadaan dari komonen komponen elektronika. Mulanya multitester hanya menggunakan system analog. Seiring perkembangan teknologi multitester juga mengalami perkembangan. Multitester ada dua jenis yakni multitester analog dan multitester digital.
Multimeter analog merupakan jenis multitester yang menggunakan display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter juga bisa digunakan untuk mengecek rangkaian pada panel instalasi penerangan dan instalasi tenaga dan mengecekkebocoran arus pada kumparan motor.


Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester sama merupakan jenis multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.
Bagian-Bagian Multimeter
Bagian-bagian multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar berikut.
Papan Skala Multimeter
Papan skala multimeter digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
Saklar Jangkauan Ukur/ Batas Ukur Multimeter
Saklar jangkauan ukur (batas ukur) digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-μA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
Sekrup Pengatur Posisi Jarum (Preset) Multimeter
Sekrup pengatur posisi jarum (preset pada multimeter digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala). Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zerro Adjustment) Tombol pengatur jarum posisi nol (Zerro Adjustment) digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel probe dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
Lubang Kabel Probe Multimeter
Lubang probe multimeter merupakan tempat untuk menghubungkan kabel probe dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan multimeter adalah :
A.    Batas Ukur (Range) Multimeter
  1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
  2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
  3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ), Untuk batas ukur (range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10kΩ.
Namun pada multimeter digital sekarang sudah tidak ada batas ukur. Multimeter bisa langsung digunakan untuk mengukur besaran listrik dengan mengarahkan range switch ke besaran yang akan diukur.
B.     Baterai Multimeter
Baterai pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel probe/ (+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari lubang kabel probe. Sehingga kondisi kapasitas dayapada baterai multimeter perlu diperhatikan.
C.    Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan tegangan, misalnya 20 kΩ/v untuk DCV dan 8 kΩ/v untuk ACV. (20 kΩ/v → I = E/R = 1/20.000 = ½ x 10-4A = 0,05mA = 50 μA). Multimeter menggunakan arus sebesar 50 mikro-Ampere (50 μA) untuk alat pengukur (meter) dan akan menarik arus maksimal 50 μA dari rangkaian yang diukur.
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Voltmeter), pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter) ditampilkan dengan simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar berikut.
Simbol Pada Multimeter
2.2  Fungsi Multitester
Multitester baik analog maupun digital memiliki fungsi yang sama yakni, mengukur besaran listrik yakni arus listrik bolak balik (AC), arus listrik searah (DC), tegangan AC maupun DC, dan tahanan. Selain itu multimeter juga digunakan untuk memeriksa kondisi komponen pada alat-alat elektronika. Dalam multiteser udah tersedia berbagai pilihan besaran listrik yang mau diukur.
Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat elektronik.
2.3  Cara menggunakan multitester
Pengoprasian multitester analog dan digital sedikit berbeda. Multitester digital bisa melakukan pengukuran yang presisi tanpa melakukan kalibrasi terlebih dahulu. Berbeda halnya dengan multimeter analog. Sebelum mulai menggunakan multitester analog harus di lakukang kalibrasi terlebih dahulu. Tujuan melakukan kalibrasi adalah untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi. Cara melakukan kalibrasi pada multitester adalah :
1.      Hidupkan terlebih dahulu multitester
2.      Arahkan range switch ke besaran Ohm dengan skala 1kΩ
3.      Hubungkan terminal positif dan negatif sesuaikan jarum pada multitester hingga tepat berada di angka 0
4.      Setelah tepat berada pada angka 0, lepaskan kembali terminal positif dan negatif multitester
5.      Multi tester siap digunakan
A.    Mengukur tegangan DC         
1.              Atur Selektor pada posisi DCV.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.              Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.
4.              Hubungkan secara parallel multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik(-) tidak boleh terbalik.
5.              Baca hasil ukur pada multimeter sesuai dengan skala yang telah di gunakan tadi
B.     Mengukur tegangan AC
1.              Atur Selektor pada posisi ACV.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.              Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya 
4.              Hubungkan secara paralel probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5.              Baca hasil ukur pada multimeter sesuai dengan skala yang digunakan.
C.    Mengukur kuat arus DC
1.              Atur Selektor pada posisi DCA.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3.              Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4.              Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.              Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.              Baca hasil ukur pada multimeter.
D.    Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1.              Atur Selektor pada posisi Ohm
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3.              Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.              Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor
5.              Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor
E.     Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3.              Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.
4.              Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.              Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
F.     Mengecek hubung-singkat / koneksi
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3.              Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
4.              Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
5.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau  terminal tersebut putus.
G.    Mengecek diode
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4.              Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
5.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
6.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
7.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.
H.    Mengecek transistor NPN
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
5.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
9.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
10.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.          Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
13.          Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
I.       Mengecek transistor PNP
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.              Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.              Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
10.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.          Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
13.          Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
J.      Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..
2.              Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
3.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4.              Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko)lalukembali ke posisi semula.
5.              Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
6.              Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan paparan tentang multimeter di atas dapat saya simpulkan bahwa multimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti rus, tegangan, dan hambatan selain digunakan untuk mengukur besaran listrik multimeter juga bisa digunakan untuk memeriksa komponen komponen elektronika, memeriksa rangkaian pada panel instalasi penerangan dan instalasi tenaga serta untuk memeriksa kebocoran pada gulungan/kumparan motor listrik.
3.2  Saran
Menyadari bahwa paper yang saya buat masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang paper di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan paper yang telah di jelaskan.


DAFTAR PUSTAKA
Prih Sumardjati, dkk. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Jakarta : Direktur Pembina Sekolah Menengah Kejuruan.
Iman Sugandi Cs. 2000. Panduan Instalasi Listrik, Gagasan Usaha Penunjang Listrik 2000. Jakarta : Yayasan PUIL
Theraja Linsley. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta : Erlangga

Artikel Terkait

Previous
Next Post »