Males BACA ???
Langsung aja download >>> MAKALAH GAMBAR TEKNIK " TOLERANSI DAN SUAIAN " (format ms word, sudah rapi dan disertai gambar penjelas)
>> INFORMASI SEPUTAR DUNIA TEKNIK KUNJUNGI ILMUTEKNIK.ID <<
DAFTAR ISI
MAKALAH TOLERANSI DAN SUAIAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang Penulisan 4
1.2. Tujuan Penulisan 4
1.3. Manfaat 4
1.4. Metode Penulisan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1. Toleransi Linier (Linear Tolerances) 6
2.2. Toleransi Umum 7
2.3. Toleransi ISO 11
2.4. Sistem Suaian 13
2.5. Penyajian Toleransi 17
2.6. Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi) 19
BAB III 26
PENUTUP 26
3.1. Kesimpulan 26
3.2. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Suatu mesin yang dibuat akan terlebih dahulu melalaui proses perancangan dan desain. Oleh karena itu seorang perancang haruslah mempunyai ilmu dasar khususnya mengenai toleransi dan suaian, karena dari kedua hal tersebut maka suatu mesin akan dapat tercipta dengan baik sesuai dengan yang dikehendak. Toleransi dan suaian berkaitan erat dengan suatu perakitan komponen – komponen yang ada dalam suatu elemen mesin, karena suatu proses perakitan komponen – komponen tidak akan dapat dilakukan apabila toleransi dan suaian tidak diterapkan dalam proses perancangan suatu mesin atau suatu produk yang harus dikaitkan satu dengan yang lain agar dapat berfungsi dengan baik.
Dalam proses produksi tentunya ukuran yang dapat dicapai akan tidak sama persis dengan ukuran yang dikehendaki, maka dari itu toleransi akan diterapkan agar dapat mempermudah dalam proses produksi tetapi tentunya harus memperhatikan standar yang berlaku agar dapat tercapai hasil yang baik.
Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan. Suaian adalah kondisi pasangan antara 2 komponen karena adanya perbedaan ukuran (toleransi). Dengan adanya toleransi akan terjadi perbedaan-perbedaan ukuran dari bagian yang selesai dikerjakan dan akan dipasang. Tetapi perbedaan-perbedaan ini masing-masing bisa dipasang dengan bagian yang menjadi pasangannya.
1.2. Tujuan Penulisan
a. Menambah ilmu dan pengetahuan mengenai toleransi dan suaian.
b. Menjadi referensi bagi pembaca agar dapat menerapkannya dalam perancangan suatu produk.
c. Sebagai hasil pengerjaan penulis dari tugas yang diberikan oleh dosen.
1.3. Manfaat
a. Mengetahui tentang tatacara penggunaan toleransi dan suaian.
b. Dapat menerapkan materi yang diperoleh dalam proses pengerjaan produk.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh penulis serta berdasarkan materi yang diperoleh penulis dari dosen pengajar. Sumber dari data kepustakaan diperoleh dari buku-buku ajar dari Politeknik Negeri Bali dan internet yang berhubungan dengan toleransi dan suaian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Toleransi Linier (Linear Tolerances)
Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan benar, hal ini disebabkan antara lain oleh :
1. Kesalahan melihat alat ukur
2. Kondisi alat/mesin
3. Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda kerja.
4. Faktor manusiawi dari operator
Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan.
Istilah dalam Toleransi
Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.
Ud adalah ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa
penyimpangan
Pa adalah penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan Pa = terbesar
yang diizinkan
Pb adalah penyimpangan bawah (lower allowance) penyimpangan terkecil yang diizinkan .
Umaks adalah ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas
Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah.
TL adalah toleransi lubang
TP adalah toleransi poros : perbedaan antara penyimpangan atas dengan
penyimpangan bawah atau perbedaan antara ukuran maksimum dengan
ukuran minimum izin.
GN adalah garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif.
US adalah ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja
setelah diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin.
2.2. Toleransi Umum
Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling sering dipilih adalah kualitas sedang (medium).
Tabel Toleransi Umum
Ukuran Nominal (mm) >0,5-3 >3-6 >6- >30- >120- >315- >1000-
30 120 315 1000 2000
Penyimpangan Teliti ±0,05 ±0,05 ±0,1 ±0,15 ±0,2 ±0,3 ±0,5
yang Diizinkan
Sedang ±0,1 ±0,1 ±0,2 ±0,3 ±0,5 ±0,8 ±1,2
Kasar - ±0,2 ±0,5 ±0,8 ±1,2 ±2 ±3
Tabel Toleransi Umum untuk Radius dan Chamfer
uran Nominal (mm) 5-3 - 0- 5-
0
Penyimpangan Teliti, 2 5
yang Diizinkan Sedang
ar 5
Tabel Toleransi Umum untuk Sudut
njang Sisi Terpendek (mm) . 10 >10-50 0-120 20-400
Penyimpangan lam Derajat dan 10' 0' 20' 0'
yang Diizinkan Menit
lam mm tiap 100 mm ,8 ,9 0,6 0,3
Untuk menyederhanakan penggambaran toleransi disajikan sebagai berikut
Penyajian toleransi umum
• Penyimpangan penyimpangan harus ditulis setelah ukuran nominal
• Penyimpangan membesar ditulis diatas ukuran nominal
• Penyimpangan mengecil ditulis dibawah ukuran nominal
• Penyimpangan nol (0) ditulis tanpa tanda (+)
250,2 0,1
2.3. Toleransi ISO
Toleransi ISO (International Organization for Standardization) yang menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai 0berikut a) Suhu ruang pengukuran diseragamkan yaitu 20°C b) Terdapat dua klasifikasi, yaitu :
1. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena
2. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot.
Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf. Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros. Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan untuk perancangan bagian yang berpasangan (suaian/fits) karena penyimpangan bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap huruf H.
Da&rah toleransi lubang
Da&rah toleransi poros
Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT 1, IT 2, IT 16 (IT=International Tolerances), pada penyajiannya dilambangkan dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Untuk memudahkan pengertian, pada ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan izinnya akan berbeda pula.
Contoh :
Dalam hal ini 10H7 harga penyimpangannya +15 mikrometer dan 0 atau +0.015 mm dan 0, sedangkan 10H6 harga penyimpangannya +0,009 mm dan 0. Jadi, harga toleransi 10H6 lebih kecil.
Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding disebut suaian (fits), terdapat tiga jenis suaian :
• Suaian longgar (clearance fits), setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena lubang lebih besar dari poros.
• Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan).
• Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat.
2.4. Sistem Suaian
Terdapat dua sistem suaian yaitu sistem basis lubang, paling banyak digunakan dan sistem basis poros.
1. Suaian Sistem Basis Lubang
Pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan.
Suaian Sistem Basis Lubang
Suaian Kedudukan Daerah Kedudukan Daerah
Toleransi Lubang Toleransi Poros
Longgar H a - g
Transisi h - n
Paksa p - z
2. Suaian Sistem Basis Poros
Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan.
Suaian Sistem Basis Poros
Suaian Kedudukan Daerah Kedudukan Daerah
Toleransi Lubang Toleransi Poros
Longgar A - G
Transisi h H - N
Paksa P - Z
Kedua sistem suaian dapat digunakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros. Tabel berikut memperlihatkan sistem suaian basis lubang dan basis poros yang bermanfaat karena sering digunakan.
Table suaian yang sering digunakan basis poros
aian dudukan Daerah Poros dudukan Daerah Lubang
Running fit h6
Sliding fit
Wringing fit
Press fit
Table suaian yang sering digunakan basis lubang
Suaian edudukan daerah lubang Kedudukan daerah poros
Running fit H7
Close running fit
Sliding fit
Close sliding fit
Wringing fit
Force fit
Light press fit
Press fit
2.5. Penyajian Toleransi
Penyajian toleransi pada gambar kerja harus mengikuti aturan yang akan diuraikan pada paparan berikut ini. Penyajian menurut ISO dicontohkan pada gambar berikut ini. Penyajian dimulai dari ukuran dasar (20), daerah toleransi (f) dan kualitas toleransi (7). Jika harga penyimpangannya perlu dicantumkan maka dapat dicantumkan dalam tanda kurung.
Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti harga penyimpangannya. Penyimpangan atas dicantumkan di atas dan penyimpangan bawah dicantumkan di bawahnya (penentuan penyimpangan atas atau penyimpangan bawah ditentukan dari harga matematisnya), tanpa tanda kurung. Jika salah satu penyimpangannya nol, maka ditulis 0 tanpa tanda tambah (+) atau tanda kurang (-) (lihat gambar).
Penyajian toleransi simetris dengan harga penyimpangan yang sama (dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali saja dengan didahului tanda ±(artinya penyimpangan atas +0,2 dan penyimpangan bawah -0,2).
Penyajian toleransi dapat juga dengan cara menuliskan ukuran maksimum izin dan ukuran minimum izin. Ukuran maksimum ditulis di atas ukuran minimum
Penulisan toleransi yang dibatasi oleh satu batas dinyatakan dengan kata min atau maks di belakang ukuran dasarnya. Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol.
Penempatan toleransi untuk lubang selalu disimpan di atas. Berikut ini disampaikan beberapa contoh cara penulisan toleransi untuk gambar susunan.
Toleransi ukuran untuk sudut, prinsip penyajiannya sama dengan toleransi ukuran panjang. Satuannya dinyatakan dalam derajat, menit dan detik (lihat gambar).
Tabel berikut merupakan sebagian kecil saja dari tabel toleransi standar ISO. Untuk menggunakannya dilihat dari ukuran dasar kemudian bergeser ke kanan dan lihat ke atas sampai pada huruf dan angka toleransi yang diinginkan. Satuan pada tabel adalah m, jika gambar kerja menggunakan satuan mm maka harga dari tabel harus dibagi 1000.
2.6. Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi)
Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk mencantumkan toleransi geometri (bentuk dan posisi), untuk membuat komponen yang mampu tukar seperti komponen mesin otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat yang berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri hanya dicantumkan apabila benar-benar diperlukan setelah melalui pertimbangan yang matang.
Pengertian :
Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature).
Pada contoh di atas, alas dari balok digunakan sebagai patokan sedangkan sisi tegak merupakan bidang yang ditoleransi.
Penyajian pada Gambar Kerja
Lambang untuk menunjukkan suatu patokan digambarkan dengan segi tiga sama kaki yang dihitamkan, disambung dengan garis tipis yang berakhir pada kotak, di dalam kotak terdapat huruf patokan yang dibuat dengan huruf kapital. Huruf-huruf yang menyerupai angka harus dihindarkan, misalnya huruf O. Untuk patokan Gambar berikut ini menunjukkan bahwa bidang sebagai patokan, cara penggambarannya ialah segi tiga patokan tidak segaris dengan garis ukur.
Untuk menunjukkan bahwa garis tengah (sumbu) sebagai patokan maka cara menggambarnya ialah dengan mencantumkan segi tiga patokan segaris dengan garis ukur, seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Segi tiga patokan dicantumkan pada garis tengah dari beberapa lubang untuk menunjukkan bahwa garis tengah tersebut sebagai patokan, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Angka dalam kotak menunjukkan bahwa secara teoritis ukuran harus tepat. Penerapan dari angka dalam kotak diperlihatkan oleh gambar berikut ini, pengertiannya ialah secara praktik Penitik (Senter) boleh bergeser asal jangan lebih dari □ 0,02 mm, untuk mudahnya ukuran 10 akan berada antara 9,99 mm10,01 mm dan ukuran 11 akan berada antara 10,99 mm-11,01 mm.
Bagian yang Ditoleransi
Perbedaan antara bagian yang ditoleransi dengan patokan terletak pada ujung garis penunjuknya, bagian yang ditoleransi ditunjukkan dengan anak panah, berakhir pada hal-hal berikut.
1. Garis benda atau perpanjangannya apabila yang ditoleransi adalah bidang.
2. Garis ukur apabila yang ditoleransi adalah sumbu.
3. Garis sumbu apabila yang ditoleransi adalah sumbu dari beberapa lubang/bagian (seperti pada patokan).
Contoh Penggunaan
Pada gambar berikut ini kedua garis penunjuk diakhiri dengan anak panah, hal ini menunjukkan bahwa operator diberi keleluasaan untuk menentukan bidang patokan dan bidang yang ditoleransi (memilih salah satu).
Untuk kasus seperti gambar berikut, sebagai patokan adalah bidang yang ditempeli oleh segi tiga patokan (sebelah kiri).
Gambar di bawah merupakan contoh gambar yang dilengkapi dengan tolerans geometri.
Tabel di bawah adalah table lambing toleransi giometri
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan berdasarkan materi yang telah penulis dapat dari dosen maupun buku ajar, penulis mendapat beberapa kesimpulan yaitu :
1.) Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi.
2.) Pada sistem basis lubang, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan.
3.) Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan.
3.2. Saran
Saran penulis menyarankan beberapa hal terkait pada makalah ini yaitu :
1.) Penulis berharap untuk para perancang agar kedepannya lebih memperhatikan toleransi dan suaian agar dalam perancangan suatu produk.
2.) Untuk para mahasiswa agar dapat menambah ilmunya di bidang keteknikan agar kompetensi yang mereka miliki dapat mereka kuasai dalam bidang pekerjaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Arsawan, I Made. 2015. Gambar Teknik. Badung : Politeknik Negeri Bali.
Waisnawa, I Gede Nyoman Suta. 2015. Teknologi Mekanik. Badung : Politeknik Negeri Bali.
https://gregoriusagung.wordpress.com/
EmoticonEmoticon